Generasi Sandwich Di Indonesia

Generasi Sandwich Di Indonesia – Seperti yang kita tahu sampai saat ini di Indonesia masih kental akan budaya dan adat istiadatnya. Keluarga masih menjadi satu hal penting bagi kehidupan orang banyak khususnya nya Indonesia. Hubungan kekeluarga yang kental dan masih terjaga dan adanya tradisi dimana seorang anak harus mengurus dan membiayai kedua orang tuanya dan saudarnya, walaupun sang anak sudah memiliki keluarganya sendiri ataupun sudah menikah.

Hal tersebut menjadikan sang anak tersebut harus menanggung kebutuhan finansial dari dua keluarga secara bersamaan, yaitu keluarga kandungnya dan keluarga dari pernihakannya saat ini. Orang-orang yang berada dalam kondisi inilah yang disebut dengan istilah generasi sandwich.

Mengenal Generasi Sandwich

Istilah sandwich generation atau generasi sandwich pertama kali dikemukakan oleh seorang pekerja sosial bernama Dorothy Miller pada 1981, untuk mendefinisikan sekelompok orang  yang bekerja tak hanya untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarga barunya, namun juga orang tuanya dan bahkan saudara-saud.

Sebuah studi hasil penelitian dari MassMutual yang dilakukan pada tahun 2018 menemukan bahwa sekitar 55% generasi sandwich menggantikan tugas untuk orang tua ataupun orang tua dari pasangannya yang sudah lanjut usia. Sementara itu, ada sekitar 49% yang membantu tugas finansial orang tua kandung mereja, seperti membayar tagihan dan kebutuhan primer laiinya dan 31% diantara mereka juga menanggung tanggung  penuh untuk memenuhi kebutuhan finansial dari orang tua kandung istrinya atau mertuanya.

I. Ciri-Ciri Generasi Sandwich

Adapun ciri-ciri dari generasi sandwich itu sendiri, diantaranya adalah :

1. Generasi Sandwich Tradisional

Generasi sandwich tradisional ini terdiri dari orang-orang yang memiliki usia diantara 40 tahun sampai dengan usia 50. Mereka terjebak diantara kewajiban untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya ataupun mertuanya  yang sudah lanjut usia dan tidak produktif lagi dan memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya nya saat ini. Tentunya hal ini terasa berat bagi generasi sandiwich, apalagi bagi mereka yang sudah berada dalam usia paruh baya dan mendekati waktu pensiun.

2. Generasi Sandwich Club

Anak perempuan biasanya identik dekat dengan kedua orang tuanya. Oleh karena itulah anak perempuan memiliki kewajiban yang tinggi untuk merawat mereka dari saat waktu masih lajangan hingga sudah memiliki keluarga sendiri. Generasi sandwich club pada mulanya merujuk pada perempuan yang berusia diantara usia 30 tahun  sampai dengan susi 40 tahun dan terhimpit suatu beban atau kewajiban  untuk membiayai anak-anaknya dan orang tuanya yang sudah berusia lanjut.
Terkadang ada kondisi dimana para perempuan yang sudah menikah akan menunda untuk memiliki anak terlebih dahulu dan berfikir keras untuk bisa menstabilkan keadaan ekonominya dahulu. Namun seiring perjalanan waktu, istilah generasi sandwich club mulai bergeser mulai dan berlaku untuk laki-laki saja. Seperti yang kita tahu saat ini laku-laki identik dengan istilah tulang punggung keluarga.

3. Generasi Sandwich Berwajah Terbuka

Berada dalam posisi generasi sandwich tentunya akan memiliki tekanan psikologis yang sangat tinggi, karena orang-orang yang berada dalam generasi ini memiliki kewajiban untuk menjadi penyokong hidup kedua orang tua kandungnya dan penyokong hidup untuk istri dan anak-anaknya. Tekanan  dan tanggung jawab ekonomi harus ditanggung generasi ini. Kondisi seperti inilah yang menjadi tekanan psikologis yang berat dan bisa memici banyak konflik.

II. Penyebab Generasi Sandwich

Adapun beberapa penyebab munculnya generasi sandwich, diantaranya seperti :

1. Minimnya Pengetahuan Finansial

Tidak banyak orang tua yang memahami pentingnya pengetahuan finansial, seperti perencanaan keuangan, manajemen anggaran, investasi, dana darurat ataupun dana pensiun itu sendiri. Para orang tua kebanyakan hanya tau dan fokus untuk menghasilkan uang sebanyak-banyak nya dan memang tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
Menghasilkan uang sebanyak mungkin tanpa kita tahu bagaimana mengaturnya adalah hal yang sia-sia, uang yang didapatkan akan habis dan keluar begitu saja sampai para orang tua sadar dan memasuki masa pensiun dan tidak ada lagi yang tersisa keluarganya dan anak-anaknya.  Hal ini lah yang menyebabkan banyak generasi milenial saat ini yang terjebak sebagai generasi sandwich.

2. Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif bisa dibilang suatu kebiasaan dimana kita lebih cenderung untuk membeli suatu hal karena ingin saja, tetapi kita tadi berpikir jauh apakah barang itu cukup penting untuk kita saat ini dan tidak tidak berpikir apakah kondisi finansial kita baik-baik saja untuk membeli hal tersebut. Dalam jangka panjang hal-hal atau barang konsumtif yang anda beli atau anda miliki saat ini nilainya akan terus berkurang dan menyusut dari waktu ke waktu sampai tidak bernilai sama sekali.
Tentunya hal tersebut  berbeda jika anda menggunakan uang yang anda miliki untuk investasi dimana investasi tersebut nilainya kan bertambah dan berkembang dari waktu ke waktu dan anda bisa menikmatinya nanti di masa depan bersama keluarga anda dan menjalani hidup yang mandiri dimasa tua nantinya.

3. Berhutang

Banyak orang yang menginginkan untuk memiliki sesuatu secara instant, yaitu dengan berhutang. Sensasi dan rasa bahagia dengan hal ia beli akan mengaburkan kewajiban akan hutang dan bunganya yang harus ia bayarkan dan dicicil tiap perioder tertentu. Anda akan menyadari kebahagian sesaat yang anda rasakan tidak sebanding dengan beban jangka panjang yang mesti anda lakukan untuk melunasi uang yang anda pinjam dan bunganya. Tidak jarang hutan-hutang yang sudah dibuat tidak akan lunas ke satu generasi saja dan mungkin hutang tersebut akan menjadi baban bagi generasi selanjutnya untuk melunasinya.

III. Tips Memutus Generasi Sandwich

Bagi anda yang pernah terjebak menjadi salah satu generasi sandwich dan sudah merasakan beratnya menjadi penopang finansial dengan segala keruminta dan tekanannya, tentunya anda tidak ingin hal tersebut berulang lagi dan terjadi pada anak nantinya ataupun generasi-generasi selanjutnya. Oleh karena itu Budak Duit sudah merangkum tips-tips yang dapat anda lalukan dan persiapkan untuk memutus rantai generasi sandwich di keluarga dan keturunan anda nantinya. Adapun tips-tips untuk memutus rantai generasi sandiwich adalah sebagai berikut :

1. Berkomunikasi Dengan Keluarga

Banyak generasi sandiwich cenderung untuk menanggung sendiri beban finansial dan memendam perasaannya. Hal ini tentulah bukanlah hal yang baik, karena anda akan terus terjebak dan merusak psikologis anda sendiri. Cobalah untuk mengatur waktu yang tepat dan berbicara kepada keluarga anda tentang beban finansial yang anda tanggung saat ini dan berdiskusilah untuk mencari jalan keluarnya.
Kalaupun tidak ada jalan keluar, setidaknya anda sudah mengeluarkan unek-unek anda dan menjadi lega serta orang-orang disekitar anda jadi tahu tentang perasaan dan beban yang anda pikul saat ini sebagai seorang generasi sandwich. Keterbukaan dan komunikasi yang baik tentunya menjadi cara ampuh bagi anda generasi sandwich untuk keluar dan memutus mata rantainya.

2. Buat Perencanaan Keuangan

Bagi kamu yang saat ini masih terjebak dalam generasi sandwich dan harus menopang kebutuhan finansial dan kedua keluarga, cobalah untuk membuat perencanaan keuangan untuk membantumu mengalokasikan uang-uang yang kamu dapatkan dan menetapkan batasan-batasan uang yang kamu keluarkan.

3. Menabung

Ada pepatah lama yang sangat klise “Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit“. Sisihkanlah uang yang bisa kamu sisihkan sebisa mungkin dari pendapatanmu saat ini dan tabunglah kedalam suatu rekening khusus. Fokuskan tabungan tersebut untuk jangka panjang nantinya, dimana uang sudah kamu kumpukan sejak lama bisa kamu nikmati nanti dihari tua ataupun nantinya bisa kamu gunakan untuk anak-anakmu nanti.

4. Dana Pensiun

Dana Pensiun adalah dana yang sengaja dikumpulkan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun, meninggal dunia atau cacat. Selagi kamu dalam usia produktif dan masih aktif bekerja, sebisa mungkin mulailah untuk memiliki dana pensiunmu secepat mungkin. Dana pensiun akan memberikanmu rasa aman dan nyaman secara finansial saat kamu memasukin masa tua dan tentunya tidak menyusahkan anak-anakmu kelak.

5. Pendidikan Finansial

Pendidikan finansial adalah cara dimana kita mengajari anak-anak kita tentang pentingnya kesadaran dalam mengelola keuangan. Mereka akan belajar tentang kebutuhan apa saja yang harus diutamakan untuk dipenuhi terlebih dahulu dan mana yang tidak, anak anda akan belajar bagaimana cara untuk menyimpan uang mereka dan mengelola uang yang mereka miliki kelak.

Sekian dahulu artikel Budak Duit Indonesia kali ini mengenai “Mengenal Generasi Sandwich Di Indonesia Dan Ciri-Cirinya”. Semoga menjadi pengetahuan baru bagi anda. Tinggalkan pesan dan komentar positif jika kamu suka dengan artikel ini. Terima kasih sudah membaca!

You cannot copy content of this page